Tribratanews Polresta Kediri – Sesuai surat edaran yang dikeluarkan Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia
( DPN APTRI ) Nomor : 20/DPN/APTRI/VIII/2017 terkait aksi parkir muatan benar-benar dijalankan hari ini, salah satunya di Kota Kediri, Rabu (24/8).
Keputusan aksi parkir muatan tersebut merupakan putusan rapat Pengurus DPN APTRI bersama dengan Pengurus DPD dan DPC seluruh Indonesia yang diadakan di Hotel Bidakara Fancy Surabaya pada tanggal 18 Agustus 2017.
Di Kota Kediri sedikitnya 400 truk nampak mengular di dua dua pabrik gula yakni PG Mritjan dan PG Pesantren Baru. Aksi serentak diseluruh pabrik gula di Indonesia dilakukan pukul 09.00 – 11.00 WIB.
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PG Pesantren Kota Kediri, Suprayitno mengatakan, ada beberapa tuntutan para petani tebu dalam aksi tersebut.
Dalam tuntutan itu yang menjadi prioritas utama yakni pada penarapan PPN sebesar 10 persen. “Selain pajak yang menjadi beban, kita juga di sengsarakan dengan beredarnya gula import di pasaran,” ujarnya.
Ia menambahkan, aksi para sopir truk ini merupakan awal dari tahapan aksi secara nasional ke Istana Negara. Pasalnya, petani tebu mengeluhkan pemberlakuan pajak gula 10 persen yang berimbas pada penerunan pendapatan mereka.
“Penerapan pajak gula 10 persen berdampak luas bagi industri gula hingga ke tingkat petani. Sopir truk pemuat tebu pun terkena imbasnya. Sebab, pendapatan para petani menurun,” ungkap Suprayitno.
Terpisah, Anwar yang juga Ketua APTR PG Mrican mengaku, aksi mogok ini harus segera mendapatkan respon dari pemerintah. Sebab, bila aksi terus berlangsung bisa mengganggu kegiatan produksi gula di pabrik.
Seperti hari ini saja, pasokan tebu ke PG Mrican yang biasanya 500-600 truk per hari, sempat tersendat hingga 100 truk dalam waktu 2 jam.
Selaian melakukan aksi parkir muatan mereka juga membuat beberapa spanduk antara lain – “Gula Tani Tidak Laku Karena Banjir Gula Impor” “Tolak PPN Gula Tani”, “Naikkan HPP Dan HET Gula Tani”, “Stop Impor Gula”, “Tingkatkan Rendemen Gula”, “Gula Petani Tidak Laku, Pemerintah Harus Beli”, “Gula Petani Tidak Laku, Petani Tebu Sekarat”, “Bebaskan PPN Gula Tani”, “Tindak Tegas Pelaku Rembesan Gula Rafinasi”, “Revitalisasi Pabrik Gula BUMN”, “Permudah Subsidi Pupuk Untuk Petani Tebu”, “Beri Petani Tebu Subsidi Benih Unggul”, “Gula Tak Laku, Petani Tebu Sengsara, Kapan Kami Sejahtera”, “Gula Tak Lagi Manis Bagi Petani Tebu”, “Bapak Jokowi – JK, Tolong Petani Tebu Gula Tidak Laku”,dan “Petani Tebu Tak Dilindungi, Program Swasembada Gula Omong Kosong”
Sekedar diketahui, ratusan sopir melakukan aksinya di empat titik jalan. Di PG Pesantren sebanyak 300 sopir tebu melakukan aksi mogok di jalan Tugurejo.
Sedangkan di PG Mrican, sebanyak 100 para sopir tebu melakukan aksinya di tiga tempat yakni di jalan Mrican-Nganjuk, jalan raya Jabon dan Jalan Mayor Bismo Semampir.
Aksi ini juga mendapat pengamanan langsung dari kepolisian yakni Polsek Pesantren, Polsek Mojoroto dan juga Polsek Banyakan Polresta Kediri. (res|aro)